Rabu, 27 April 2011

Perawatan Bayi Prematur dengan KMC ( Kanguru Mother Care )

 BBLR dibagi menjadi:

vBayi Kurang Bulan (BKB) : Bayi  dengan pertumbuhan normal tetapi lahir terlalu dini (masa gestasi 37 mgg)
vBayi dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (BPJT) : Bayi bisa prematur ataupun cukup bulan tetapi mengalami gangguan pertumbuhan intrauterin
 
Definisi BBLR :
vBBLR(Low Birth Weight Infant):BB lahir  <2500 gr
vBBLSR(Very Low Birth Weight  Infant):BB lahir 1000 – 1499 gr
vBBLASR(Extremely Low Birth Weigt Infant):BB lahir <1000 gr
 
Sejarah PMK
ditemukan oleh dr.Rey dan dr.Martine
tahun 1979
Bogota, Colombia, Amerika latin 
 
Penggunaan PMK
Untuk stabilisasi BBL terutama BBLR
Menggantikan inkubator
Bayi prematur/PJT
Untuk transportasi BBL
Bila ada hipertermi
 
 2 Hal penting yang perlu diketahui
Saat mulai penggunaan PMK :
Dapat beberapa saat setelah lahir sampai beberapa hari setelah lahir
Lama penggunaan dalam sehari dan sampai kapan penggunaan PMK :
Beberapa menit ( rata-rata 60 menit per  hari ) sampai  24 jam perhari
Makin kuat hubungan sebab akibat antara PMK dengan hasil yang diperoleh
 
 Persiapan Bayi
        1.Pakaian  bayi
      pada suhu lingkungan 22-24⁰ c— popok, topi dan kaos kaki
      pada suhu lingkungan <22°c—bayi pakai baju tanpa lengan yg bagian depannya terbuka 
2.Termometer
3.Timbangan bayi
4.Alat pengukur lingkar kepala bayi 
 
Posisi Kanguru
1.Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak 
2.Kepala bayi dipalingkan ke kanan/kiri dengan  sedikit tengadah  ( ekstensi )
3.Dada bayi menempel di dada ibu 
4.Perut bayi berada sekitar epigastrium ibu dan jangan tertekan 
5.Tangan bayi dalam posisi fleksi 
6.Pangkal paha bayi dlm posisi fleksi  dan melebar seperti kodok 
7.Ikatkan kain /selendang dengan kuat dan ujung pengikat dibawah kuping 
8.Awasi:nafas/warna kulit/suhu:pegang telapak kaki bayi dengan punggung tangan
 
  Memasukan dan mengeluarkan bayi dari ikatan/baju kanguru
1.Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher sampai punggung bayi 
2.Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya  agar kepala bayi 

Bayi Prematur

<iframe width="425" height="349" src="http://www.youtube.com/embed/EhQxO8pVy0A" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Satu dari 18 bayi terlahir prematur. Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan ibu kurang dari 36 minggu. Semua bayi prematur membutuhkan perawatan khusus, tetapi tidak semuanya perlu dirawat di ruang rawat intensif.
Kekuatan / tonus  otot bayi prematur masih lemah dan ia tidak banyak bergerak. Mereka juga lebih mudah kekurangan kalsium dan zat besi,  juga kadar gula darah yang lebih mudah turun. Kulitnya masih sangat merah dan keriput, kepalanya relatif lebih besar dibanding tubuhnya, tulang kepalanya teraba lunak, dan mereka lebih mudah menjadi kuning dan jika hal ini terjadi, dan bayi menjadi malas minum, segera bawa ke dokter. Memang sedih melihat tubuhnya yang begitu ringkih, tapi ibu tak perlu khawatir karena saat ini perawatan bayi prematur sudah amat modern.

Memberi nutrisi untuk si mungil

Bayi prematur perlu diberi susu lebih sering dibanding bayi cukup bulan karena mereka membakar kalori lebih cepat. Makin mungil tubuhnya, makin sering nutrisi perlu diberikan.  Umumnya refleks hisap dan menelan sudah cukup baik pada bayi prematur dengan masa kehamilan > 34 minggu (berat lahir > 2000 gram), sehingga bayi dapat dicoba langsung menyusu pada ibunya. Telah dibuktikan bahwa bayi prematur lebih cepat belajar menetek dibanding minum dari botol. Bila refleks mengisap bayi sudah muncul, ia dapat langsung menetek pada ibu. Bila belum, susu diberikan dengan sendok khusus. Bila bayi belum ada refleks menelan atau amat lemah hingga tak bisa menelan, susu diberikan langsung ke saluran cernanya lewat selang. Untuk bayi yang sangat prematur atau sakit, nutrisi bisa diberikan lewat infus langsung ke pembuluh darah. Bayi prematur, disesuaikan dengan berat badannya, akan mendapatkan nutrisi secara bertahap tergantung kondisinya. Bila ia lahir amat kecil, bayi mendapat nutrisi bertahap mulai dari selang infus hingga akhirnya bisa menetek pada ibu. Agar ASI tersedia, ibu harus diajarkan cara memompa atau memerah ASI secara teratur  dan yang paling penting adalah ibu tidak boleh stress, cukup istirahat dan makan. Ibu yang stress oleh karena bayi dipisahkan dari ibunya /dirawat di RS, dapat menghambat produksi ASI.

Mewaspadai gangguan pernapasan bagi si mungil

Apnea
Bayi prematur seringkali berhenti bernapas beberapa saat, disebut apnea. Apne sering ditemukan, terutama bila umur masa kehamilan di bawah 34 minggu. Oleh karena itu alat pantau sebaiknya dipasang sampai umur masa kehamilan mendekati 34 minggu.
Kebanyakan bayi bernapas kembali cukup dengan stimulasi seperti  tepukan lembut di kakinya.

Sindroma Gawat Napas / Respiratory distress syndrome (RDS)
Bayi-bayi yang sangat kecil (lahir di bawah usia kehamilan 28 minggu) belum cukup memiliki surfaktan, suatu zat penting untuk menjaga paru-paru agar tidak menguncup. Paru-paru yang menguncup/kolaps tak bisa menangkap oksigen yang diperlukan untuk tubuh. Kondisi kekurangan surfaktan ini bisa menyebabkan penyakit membran hialin atau respiratory distress syndrome. Selama pernapasan bayi prematur belum normal, bayi akan mendapatkan bantuan oksigen, artinya bayi akan dirawat di tempat khusus  yaitu Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

Selasa, 19 April 2011

ASFIKSIA NEEONATARUM

Definisi : 
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

Atas dasar pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum dapat dibagi dalam :
a. "Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerkikan istimewa.
b. "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari lOOx/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refick iritabilitas tidak ada
c. Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan' frekuensi jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada
Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan :
1. Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelu lahir lengkap.
2. Bunyi jantung bayi menghilang post partum.
II. ETIOLOGI
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir sehagian hes;ir asfiksia bayi baru lahir meriip;ik;in kcltiniutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan. memegang peran penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa gejala sisa.
Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:
1. Faktor Ibu
a. Hipoksia ibu
Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.
b. Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada :
-Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat.
- Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
- Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.
4. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena :
1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.

III. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primarg gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
IV. MAN1FESTASI KLINIS
Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksi janin yang menimbulkan tanda:
- DJJ lebih dari 1OOx/mnt/kurang dari lOOx/menit tidak teratur
- Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
- Apnea
- Pucat '
- sianosis
- penurunan terhadap stimulus.
V. PENATALAKSANAAN KLINIS
a. Tindakan Umum
- Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir dari saluran nafas ayang lebih dalam.
- Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan tanda achiles.
- Mempertahankan suhu tubuh.
b. Tindakan khusus
- Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 –100 x/menit.
- Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah secara teratur 20x/menit
- Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan darah Kadar As. Laktat. kadar bilirubin, kadar PaO2, PH
- Pemeriksaan fungsi paru
- Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler
- Gambaran patologi

Mountain

Selasa, 12 April 2011

KULIAH DI PSIK UMJ

Kuliah di UMJ asyik dan menyenangkan, teman -teman ku banyak  orangnya asyik and gaul pokok nya happyyyy dech dijamin..... tetapi aku sedih kenapa soulmate aq mau pindah ke kalimantan tanpa menunggu untuk wisuda bersama. Mungkin dia juga sedih karena ga bisa wisuda and jalan - jalan ke Bali bareng.

Ini Artikel Pertamaku

Ternyata bikin blog itu guampangggg banget, oh my college PSIK UMJ...........